Daftar Blog Saya

Followers

PRIBADIKU

Foto saya
Semarang, Semarang, Indonesia
JANGANLAH MENUTUP-NUTUPI SUATU KEBENARAN APA BILA ITU ADA DI AGAM AKLIAN, DAN JANGAN PERNAH MALU UNTUK MENGIKUTI KEBENARAN WALAU JIWA RAGA KITA TARUHANYA. "HIDUP MILIA (MENGIKUTI KEBENARAN) ATAU MATI DENGAN SYAHID"
Misbah. Diberdayakan oleh Blogger.

CATATAN

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka dengan lisannya. Dan kalau juga tidak mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman”.(hadis Rasulullah Saww)

Kamis, 17 Februari 2011

Seri Hadis Keutamaan Imam Ali dan Ahlulbait as. (V)

  • Hadis Ammar ibn Yâsir ra.
Hadis lain yang juga menegaskan kawajiban mengikuti Ahlulbait as. sebagai jaminan keselamatan dunia-akhirat adalah hadis riwayat sahabat mulia Ammar ibn Yâsir –semoga Allah meridhai dan merahmatinya-.
Ammar berkata, Rasululllah saw. bersabda:
أوصي من آمن بي وصدقني بولاية علي بن أبي طالب ، فمن تولاه فد تولاني ، ومن تولاني فقد تولى الله ، ومن أحبه فقد أحبني ، ومن احبني فقد أحب الله ، ومن أبغضه فقد أبغضني ، ومن أبغضني فقد أبغض الله عز وجل.
“Aku berpasan kepada semua orang yang beriman kepadaku dan mempercayaiku agar ia menerima Wilâyah Ali ibn Abi Thalib. Siapa yang menerima Wilâyahnya berarti ia berWilâyah kepadaku, dan siapa yang berWilâyah kepadaku berarti ia berWilâyah kepada Allah. Siapa yang mencintainya berarti ia mencintaku dan yang mencintaku berarti ia mencintai Allah. Dan siapa yang membencinya berarti ia membenciku dan yang membenciku berarti ia membenci Allah –Azza wa Jallâ-.”

Sumber Hadis:
Hadis di ataas telah diriwayatkan ole hath Thabarâni dalam Mu’jam Kabir-nya, Ibnu ‘Asâkir dalam Tarikh Damasqus-nya. Hadis ini dapat Anda jumpai dalam Kanzul ‘Ummâl,11/610 hadis no.32953.
Status Hadis:
Hadis ini adalah shahih berdasarkan kaidah yang diberlakukan para ulama Ahlusunnah sendiri.
  • Hadis Riwayat ath Thabarâni
Adapun hadis ath Thabarâni telah disebutkan oleh al Haitsami dalam Majma’ az Zawâid-nya, dan setelahnya ia berkata: “Ath Thabarâni meriwayatkannya dengan dua jalur/sanad, aku mengira di daklamnya terdapat para parawi lemah akan tetapi mereka telah ditsiqahkan.”[1]
Saya berkata:
Dalam ucapan al haitsami di atas terdapat beberapa poin yang perlu dipertegas:
A)    Ath Thabarâni meriwayatkan hadis ini dengan dua jalur/sanad.
B)    Ath Thabarâni tidak mencacat sedikit pun keduanya.
C)    Para perawi dalam kedua sanad hadis tersebut telah ditsiqahkan. Jadi pernyataannya ini sudah cukup bagi kita sehingga tidak perlu membuang waktu untuk meneleti dugaannya yang ia lontarkan dengan tanpa kepalstian: aku mengira!.
Hadis Riwayat Ibnu ‘Asâkir
Hadis riwayat Ibnu ‘Asâkir juga telah diriwayatkan dengan dua jalur/sanad, dan  perlu kita ketahui bahwa:
A)                Pada keduanya terdapat nama-nama tokoh besar Ahli Hadis/huffâdz.
B)                Ibnu ‘Asâkir tidak mencacat keduanya sedikit pun.
Jadi sudah cukup kesaksian al Haitsami, diamnya Ibnu ‘Asâkir dan al Huttaqi al Hindi, sebab jika ada yang perlu dicacat pastilah mereka menerangkannya. Lebih dari itu, al Hafidz Abu Abdillah al Kinji asy Syafi’i telah meriwayatkannya dalam kitab Kifâyah ath Thâlib-nya dan berkata, “Ini adaalah hadis yang tinggi sanad, baik daan masyhur dengan sanadnya di kalangan Ahli Hadis.”[2]

  • Hadis Lain Dari Riwayat Ammar ibn Yâsir ra.
Selain riwayat Ammar ibn Yasir di atas, ada hadis lain juga dari riwayat Ammar ibn Yâsir juga.
Rasulullah saw. bersabda:
اللهم من آمن بي وصدقني ، فليتول عليّ ابن أبي طالب ، فإن ولايته ولايتي ، وولايتي ولاية الله تعالى.
“siapa yang beriman kepadaku dam mempercayaiaku hendaknya ia berWilâyah kepada Ali ibn Abi Thalib. Karena Wilâyahnya adalah Wilâyahku dan Wilâyahku adalah Wilâyah Allah –Ta’alâ-.”

Sumber Hadis:
Hadis ini telah diriwayatkan oleh ath Thabarâni dalam Mu’jam Kabîr-nya dengan sanad: dari Muhammad ibn Abi Abuidah ibn Muhammad ibn Ammar ibn Yasir dari ayahnya dari kakeknya dari Ammâr, Ibnu ‘Asâkir dalam Tarikh Damasqus-nya melalui jalur ath Thabarani. Dan Anda dapat jumpai hadis ini dalam KanzulUmmâl,11/611 hadis no.32958.

Status Hadis:
Ibnu ‘Asâkir –seperti saya katakan- meriwayatkan hadis ini dari jalur ath Thabarani dan kemudian ia meriwayatkannya dengan dua jalur lain.[3]
(Selesai)

[1] Majma’ az Zawâid,9/109. [2] Kifâyah ath Thâlib Fi Manâqib Ali ibn Abi Thalib:74.
[3] Tarikh Damasqus ketika menyebut sejarah hidup Imam Ali as.,2/91-92 hadis no.592-593.

Tidak ada komentar:

Nasehat-Nasehat

1.Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis. 2.Shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat Tahajjud. 3.Kurangilah waktu tidur, dan perbanyaklah membaca Al-Qur’an. 4.Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji Anda. 5.Berinfaklah kepada fakir-miskin. 6.Hindarilah tempat-tempat maksiat. 7.Hindarilah tempat-tempat pesta pora, dan janganlah mengadakannya. 8.Berpakaianlah secara sederhana. 9.Janganlah banyak bicara dan seringlah berdo’a, khususnya hari Selasa. 10.Berolahragalah (senam, marathon, mendaki gunung dan lain-lain). 11.Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, falsafah, sejarah, sastra dan lain-lain). 12.Pelajarilah ilmu-ilmu tehnik yang dibutuhkan negara Islam. 13.Pelajarilah ilmu Tajwid dan Bahasa Arab, serta perdalamlah. 14.Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik Anda, dan ingatlah dosa-dosa Anda yang lalu. 15.Pandanglah fakir-miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual. 16.Ikuti perkembangan umat Islam.